Tuesday, November 3, 2009

Eliminasi Massal Anjing di Bali Diprotes

SELASA, 03 NOVEMBER 2009 | 13:46 WIB
TEMPO InteraktifDenpasar - Kalangan lembaga swadaya masyarakat (LSM) memprotes eliminasi massal yang diprogramkan Pemerintah Bali untuk menangani penularan rabies. Mereka menilai langkah itu tidak akan efektif, padahal mengorbankan ribuan anjing.
Janice Girardi dari Bali Animal Welfare (BAWA) mengatakan jumlah anjing di Bali mencapai sekitar 500 ribu ekor yang sebagian besar diliarkan. Meski sudah dikurangi separuhnya, jumlahnya masih akan sangat banyak untuk dapat berkembang kembali. 

"Apalagi mereka bisa hidup dari sampah dan sisa-sisa upacara adat," ujarnya dalam diskusi mengenai penanganan rabies, Selasa (3/11).

Menurutnya, istilah anjing liar yang menjadi sasaran eliminasi massal juga mengandung kesalahan pengertian. Alasannya,  masyarakat Bali memang tidak terbiasa memelihara dalam artian mengikat dan merumahkan anjing. Anjing dilepas untuk berkeliaran di komunitasnya. 

Yang mesti dilakukan, menurutnya, adalah mendidik masyarakat untuk mengubah pandangan itu. 

BAWA sendiri menawarkan bantuan untuk melakukan vaksinasi secara efektif. Mereka yakin, bila 70 persen anjing tervaksinasi, maka penularan rabies yang kini telah ditemukan di enam kabupaten di Bali bisa dicegah. "Kita bisa saja panik, tetapi jangan kehilangan langkah yang benar," ujarnya.

Eliminasi massal juga telah menjadi perhatian LSM internasional. Menurut Elly Hiby, Head of Companion Animal Programme World Society for The Protection of Animal (WSPA), masalah rabies di Bali telah dibicarakan dalam konferensi internasional tentang rabies. "Mereka prihatin bila eliminasi massal terus dilakukan," ujarnya. 

Bantuan internasional seperti dari Australia rencananya akan dikucurkan hanya bila langkah vaksinasi yang dilakukan.

Langkah eliminasi sendiri berkali-kali ditegaskan oleh Gubernur Bali sebagai langkah darurat untuk mengatasi rabies, sebab penularan virus rabies di kalangan hewan utamanya berasal dari anjing liar yang sangat banyak jumlahnya di Bali. "Kita mohon kesadaran masyarakat, jangan sampai korban bertambah banyak," ujarnya. 

Bila merasa keberatan anjingnya akan menjadi korban eliminasi, Gubernur berharap para pemilik anjing dapat melakukan vaksinasi dan mengandangkan anjingnya. 

ROFIQI HASAN