Friday, October 29, 2010

24 Provinsi di Indonesia Endemies Rabies

foto
rabiessymptoms.org


JUM'AT, 29 OKTOBER 2010 | 
TEMPO Interaktif, DENPASAR - Setidaknya 24 dari 34 provinsi  di Indonesia kini sedang mengalami endemis atau wabah rabies. Dan hanya 9 provinsi yang dinyatakan bebas dari wabah penyakit yang ditularkan dari anjing gila. Sembilan provinsi itu adalah Bangka Belitung, Kalimantan Barat, DKI Jakarta, Jawa Tengah, Jawa Timur, DI Yogyakarta, Nusa Tenggara Barat, Papua dan Irian Barat.
" Adapun Bali termasuk yang paling tinggi penularannya pada manusia sehingga selalu menjadi pusat acara peringatan rabies" kata Tjandra Yoga Aditama, Dirjen Pengendalian  Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (P2PL) Kementerian Kesehatan  dalam  Peringatan Hari Rabies Se-Dunia, Jum’at (29/10) di Ungasan, Bali.
Menurut Yoga, selama tahun 2007-2009, Kementrian Kesehatan mencatat adanya 87.084 kasus gigitan hewa penular rabies. Sekitar  63.974 atau 73,46 % kasus ditangani dengan pemberian Vaksin Anti Rabies (VAR). Adapun jumlah korban rabies yang tewas mencapai 421 orang. " Di Bali, tahun ini saja,  dilaporkan 41.453 kasus gigitan anjing. Mayoritasnya ditangani VAR" ujarnya.
Mengingat tingginya korban rabies, Bali membentuk  43 pusat pelatihan penanganan rabies bagi petugas rumah sakit dan puskesmas. Disitu, disediakan juga VAR bagi manusia.  “Kita harapkan tidak ada lagi kematian akibat rabies,” katanya.

Perwakilan World Health Organization (WHO) untuk Indonesia Stephen Jost menyatakan, perlunya komitmen yang kuat untuk mencapai target Bali bebas rabies pada 2012. “Vaksinasi Hewan harus menjadi prioritas utama,”ujarnya. Untuk itu diperlukan kesadaran dan partisipasi masyarakat secara luas.

Kasus kematian akibat rabies sendiri mencapai 50.000 ribu orang pertahun di Asia. India menempati tempat tertinggi dimana kasusnya mencapai 20.000 hingga 30.000 orang. Di China rata-rata mencapai 2.500 kematian pertahun, Vietnam 9.000, Filipina 200-300 dan di Indonesia rata-rata 143 pertahunnya.

Sementara itu Gubernur Bali Made Mangku Pastika menyatakan, Bali sudah habis-habisan memerangi rabies dan menyelamatkan manusia yang digigit anjing. Pihaknya sudah membuat berbagai peraturan untuk memastikan anjing tidak berkeliaran, divaksinasi serta tidak menjadi sumber penularan.
“Namun hal itu belum berhasil mencegah sepenuhnya penularan virus ini,” ujarnya. Karena itu dia mengharapkan dukungan dan kerjasama pemerintah pusat maupun kalangan LSM yang peduli terhadap masalah ini.